batampos – Bintang muda MotoGP Marco Bezzecchi telah memutuskan untuk bertahan di VR46 musim depan.
Keputusan itu, sejatinya, tidak populer dalam hitung-hitungan umum karir seorang pembalap MotoGP. Terutama di Ducati.
Karena dengan bertahan, Bezzecchi hampir dipastikan tidak akan mendapatkan pasokan motor Desmosedici terbaru musim depan. Artinya, dia “hanya” akan menunggangi motor GP23 yang saat ini dipakai dua rider tim pabrikan dan Pramac.
Ducati sudah memutuskan bahwa hanya akan memasok 4 motor pabrikan terbaru musim depan. Dua untuk tim utama pabrikan Ducati, dua lainnya untuk tim satelit Pramac.
VR46 memang telah mengajukan permintaan kepada Ducati agar jatah untuk Johann Zarco yang hengkang ke LCR Honda diberikan ke tim milik Valentino Rossi.
Namun, Pramac mem-veto permintaan itu karena memang sudah ada dalam kontrak bahwa mereka dapat dua jatah motor pabrikan terbaru.
Lalu apa yang menjadi pertimbangan Bezzecchi untuk bertahan?
Semuanya berawal dari kehadiran Valentino Rossi di GP Austria. Di tengah perhelatan balapan akhir pekan, Rossi melakukan banyak negosiasi dengan Ducati.
Termasuk, kompensasi besar jika VR46 tak dapat motor pabrikan musim depan. Dari sana didapat bahwa VR46 bakal mendapatkan upgrade berkelanjutan sepanjang musim depan.
Juga dengan penambahan dukungan dari pabrikan Ducati, seperti mekanik dan insinyur.
Di Austria pulalah, Rossi meyakinkan Bezzecchi agar tetap bertahan di VR46 ketimbang memburu motor terbaru dengan menggantikan Zarco di Pramac.
Tapi bukan itu saja faktor yang meyakinkan Bezzecchi untuk bertahan. Setahun bersama VR46, dia merasakan atmosfer yang nyaman di tim yang sudah membesarkannya itu.
Semua personel tim dia kenal akrab. Termasuk data engineer Matteo Flamigni.
Flamigni adalah kru yang dikontrak langsung VR46 bukan Ducati. Dia mengikuti sejarah perjalanan Bezzecchi sejak sebelum naik ke kelas premium.
Selain itu, motor Ducati saat ini sudah tidak memiliki gap performa yang terlalu besar antara spek pabrikan terbaru dengan motor yang setahun lebih tua.
Siapapun penunggang Ducati berpotensi memenangi balapan.
Bahkan, biasanya, motor yang setahun lebih tua akan bisa tampil lebih konsisten dan menawarkan kejutan di awal-awal musim.
Seperti yang terjadi dengan Bezzecchi musim ini. Dia sudah memenangi dua balapan dengan motor GP22, Ducati tahun lalu.
Sejatinya, motor ini adalah motor yang dipkalai Francesco Bagnaia untuk merebut gelar juara dunia tahun lalu. Motor yang sudah dikembangkan sepanjang tahun 2022 oleh Ducati. Artinya, sudah teruji.
Cerita pilu dialami Enea Bastianini yang tampil luar biasa bersama Gresini tahun lalu, tapi harus kehilangan sentuhannya dengan motor baru Ducati tahun ini.
Ditambah dengan cedera yang dialaminya, Bastianini kehilangan banyak waktu untuk beradaptasi dengan motor baru dan malah tertinggal jauh di klasemen saat ini.
Dengan keputusan bertahan di VR46, Bezzecchi punya peluang tampil habis-habisan pada awal musim depan dengan mengendarai GP23, yang tahun ini sudah hampir pasti kembali menjadi motor juara.
Motor lama punya kesempatan bersaing di awal musim karena motor-motor anyar masih perlu banyak pengujian dan pengembangan.
Tapi setelah paro kedua musim, biasanya motor pabrikan terbaru bakal melaju lebih cepat karena data yang diperoleh dari balapan sudah banyak.
Target Bezzecchi tetap sama, meski bertahan di VR46 musim ini. Yakni menjadi rider tim pabrikan Ducati pada 2025, bersanding dengan sahabat yang sama-sama dibesarkan VR46 Academy Francesco Bagnaia. (*)
Reporter: JPGroup