batampos – Apriyani Rahayu/Siti Fadia masih sulit menjebol tembok Tiongkok. Pada final Kejuaraan Dunia 2023 yang berlangsung di Royal Arena, Kopenhagen, Denmark, kemarin (27/8), pasangan ganda putri itu harus mengakui keunggulan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
Mereka kalah dua game langsung, 16-21, 12-21. Hasil itu membuat rekor pertemuan menjadi 1-5 untuk keunggulan lawan.
Padahal, sebelum final, pasangan berakronim PriFad tersebut begitu percaya diri. Sebab, mereka berhasil menjungkalkan para unggulan. Tapi, keyakinan saja tak cukup.
”Hari ini (kemarin) lawan sangat mempersiapkan pola permainan dengan baik. Mulai servis pertama sampai delapan pukulan, sangat fokus untuk bisa dapat poin.”
”Kami seolah-olah dihabisi di bawah delapan (kali) pukulan. Nggak pernah lepas,” kata Apriyani setelah pertandingan melalui rilis PBSI.
Baca Juga: Aldila Sutjiadi Raih Gelar WTA Cleveland Bersama Miyu Kato
Sebagaimana diketahui, di sektor ganda putri, permainan dengan reli panjang kerap terjadi. Namun, strategi lawan yang ingin mematikan di bawah delapan pukulan itu menjadi pembeda.
Apriyani pun tak sungkan untuk belajar dari lawan yang dikalahkannya saat perebutan medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 bersama Greysia Polii itu. ”Mereka tidak pernah capek dan terus bermain menekan. Itu yang harus dipelajari dari lawan, bagaimana fokus dan yakin dari awal,” ucapnya.
Fadia menambahkan, sejak awal lawan sudah mendapatkan atmosfer tampil di final. ”Alhamdulillah, kami bisa menyelesaikan pertandingan meski hasilnya belum juara. Mereka begitu fokus untuk mengalahkan kami,” sambung Fadia.
Apriyani tetap puas dan begitu mengapresiasi sang partner, Fadia, yang dianggapnya sudah bermain luar biasa di laga final. ”Kami bersyukur, bangga dengan performa hari ini (kemarin). Dapat medali perak di Kejuaraan Dunia. Ini semua buah dari kesabaran dan latihan yang kita lakukan,” ujarnya.
Apalagi, sambung dia, mengingat proses yang dijalani begitu luar biasa. Mundur ke belakang, sebelum Kejuaraan Dunia, performanya begitu menurun. Karena itu, masing-masing berjuang untuk bisa mencapai performa yang lebih baik.
Baca Juga: Verstappen Raih Kemenangan ke-9 Beruntun di Formula 1 GP Belanda
Oleh sebab itu, dia sempat tak menyangka ketika bisa tampil di babak final dan meraih medali perak di Kejuaraan Dunia. ”Ini merupakan hasil dan proses serta usaha dan kesabaran kita. Terima kasih buat Fadia yang mampu mengantarkan saya dapat medali perak Kejuaraan Dunia,” tuturnya.
Terlebih, sudah lama ganda putri Indonesia tidak mendapat medali di Kejuaraan Dunia. ”Prestasi ini membuat ganda putri pelatnas membuat sejarah. Senior-senior yang dulu sudah berjuang, juga saya ucapkan terima kasih,” katanya.
Fadia secara khusus mempersembahkan medali perak untuk mendiang sang kakek yang berpulang sebelum tampil di Japan Open. Sebelumnya, sang kakek sangat menunggunya naik podium. ”Prestasi ini saya persembahkan untuk kakek di surga,” kata Fadia.
Kegagalan di final juga tak mau diratapi begitu saja oleh Apriyani. ”Kami percaya pasti ada jalan untuk kembali ke performa terbaik lagi,” beber Apriyani. Secara umum, wakil Indonesia gagal meraih juara di lima turnamen terakhir yang diikuti.
Kali terakhir ada wakil Merah Putih yang menduduki podium tertinggi adalah Chico Aura Dwi Wardoyo di sektor tunggal putra. Saat itu dia menjuarai Taiwan Terbuka. (*)
Reporter: JPGroup