Selasa, 26 November 2024

Aklamasi, Rizki Faisal Pimpin FOBI Kepri hingga 2027

Berita Terkait

 

 

batampos – Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Provinsi Kepulauan Riau menggelar Musyawarah Provinsi (Musprov) di Beverly Hotel Batam dengan mengusung tema ‘Olahraga Barongsai Melaju, Berprestasi Kepri Maju’.

Rizki Faisal (kaus kuning) terpilih sebagai ketua dan menggantikan pejabat sebelumnya Djohar Arief (jaket merah)_

Musyawarah Provinsi FOBI Kepri yang digelar di Beverly Hotel Batam ini, dihadiri secara langsung Ketua Harian FOBI (Federasi Olahraga Barongsai) Indonesia Hasan Karman, hingga pengurus FOBI Kabupaten dan Kota Se – Provinsi Kepri pada Sabtu (19/8/2023).

Ketua Panitia Musprov FOBI Provinsi Kepri, Sudjiman mengatakan saat ini kepengurusan FOBI di Kepri sudah berada di lima Kabupaten dan Kota di Kepri. Yakni di Kota Batam, Karimun, Lingga, Natuna, dan Tanjung pinang.

“Saat ini sudah ada lima kepengurusan di tingkat Kabupaten dan Kota se-Provinsi Kepri. Dari lima daerah ini, kepenguran FOBI Kota Tanjungpinang tinggal menunggu turunnya Surat Keputusan (SK),” tegasnya.

Pihaknya juga menegaskan, agenda utama Musprov Provinsi Kepri adalah pemilihan Ketua FOBI Kepri untuk masa periode 2023 – 2027.

“Dari hasil Musprov ini, akhirnya secara aklamasi Rizki Faisal terpilih sebagai ketua dan menggantikan pejabat sebelumnya Djohar Arief,” tegasnya.

Sementara itu, Rizki Faisal, selalu ketua terpilih mengatakan, dalam olahraga Barongsai ini sangat banyak potensi menarik, selain menargetkan lebih banyak medali sebagai capaian prestasi, Rizki melihat FOBI sebagai wadah keberagaman dan Persatuan.

“Kita lihat barongsai ini mengandalkan unsur gotong royong, kekuatan dan kekompakan dan akhirnya menghasilkan gerakan yang kuat dan kokoh, saya melihat ini sebagai potensi yang mewakili Indonesia yang multi etnis, bahasa dan budaya, maka itu saya bersedia memimpin FOBI Kepri, dan semoga juga bisa memberikan yang terbaik” Ujar Ketua FOBI Terpilih, Rizki Faisal yang juga selalu Wakil Ketua 1 DPRD Kepri.

Sebagaimana diketahui, sebutan Barongsai sendiri adalah hasil dari akulturasi antara budaya Nusantara dengan budaya Tionghoa . Kata “Barong” merujuk pada kesenian Indonesia, tepatnya Bali di mana para penari menari memakai boneka ataupun kostum, sedangkan “Sai” berasal dari bahasa Hokkian yang berarti Singa.

Barongsai (Lion Dance) merupakan seni budaya yang biasa dilakukan untuk mengumpulkan orang, sebagai sarana hiburan dan juga dipentaskan untuk mengusir roh-roh jahat, untuk upacara duka cita , untuk upacara pernikahan, rukun keluarga, meminta keselamatan, serta memiliki tanda kebahagian .

Selain itu, Barongsai di Indonesia sudah diperlombakan di Bidang Olahraga. Bahkan Federasi Olahraga Barongsai Indonesia atau FOBI yg telah diakui oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). dan sampai ke Perlombaan di tingkat Internasioal .

Barongsai Indonesia sendiri, sudah beberapa kali menjuarai pertandingan tingkat internasional, yang diadakan di berbagai Negara.

Kini Barongsai tidak hanya dimainkan oleh keturunan suku Tionghoa saja, melainkan sudah berbagai suku, ras, serta kepercayaan lain. Hal ini membuktikan bahwa Barongsai sudah tidak menjadi kebudayaan saja, melainkan sudah menjadi olah raga yang digemari oleh semua elemen masyarakat . (*)

Update