batampos – Setelah summer break sebulan lebih, balapan MotoGP mulai digelar akhir pekan ini di Sirkuit Silverstone pada GP Inggris. Di sesi latihan bebas pertama (FP1) kemarin, para pembalap Ducati menguasai posisi empat besar.
Namun demikian, dari empat nama terdepan itu belum ada sang pemimpin klasemen sementara, yakni juara bertahan dari pabrikan Ducati Francesco Bagnaia. Di sesi ini dia masih tercecer di posisi 14. Di FP2 posisinya naik ke urutan ke-6.
Marco Bezzecchi dari VR46 Ducati jadi yang tercepat dengan catatan waktu 2 menit 00,295 detik. Dia diikuti rekan setimnya Luca Marini (+0,036) serta dua Pramac Ducati Jorge Martin (+0,075) dan Johann Zarco (+0,172).
Pada FP2 pembalap Aprilia Aleix Espargaro menjadi yang tercepat dengan 1 menit 58,183 detik. Disusul Jorge Martin (Pramac) di tempat kedua dan Brad Binder (KTM) tercepat keempat.
Baca Juga: Mister Membayar Belanja Besar Pemain dengan Juara Community Shield
Hasil tersebut, menjadi lampu kuning bagi Bagnaia. Karena biasanya setelah jeda musim panas rider-rider pabrikan lebih diuntungkan karena selama sebulan, tim melakukan evaluasi dan mendapatkan solusi dari permasalahan motor. Hasilnya, performa di paro kedua musim akan jauh lebih baik dari paro pertama.
Penerapan aturan tekanan ban minimum dimulai di GP Inggris di Sirkuit Silverstone akhir pekan ini bisa jadi biang keladinya. Aturan tersebut menuai banyak kritik dari para rider MotoGP. Salah satunya dari Bagnaia.
Menurut dia, aturan tekanan ban minimum membuat para pembalap serbasalah di lintasan. ’’Aturan ini dibuat untuk keamanan pembalap. Tapi, menurutku, itu tidak membuat lebih aman dari sebelumnya,” ucap pembalap asal Italia itu dilansir Crash.
Pecco, sapaan akrab Bagnaia, melanjutkan, aturan itu membuat para pembalap kini dipaksa mengatur tekanan ban lebih tinggi dari biasanya di awal balap. Di aturan tersebut batas minimum ban depan adalah 1,9 bar atau 27,6 psi, sementara batas minimum ban belakang adalah 1,7 bar atau 24,7 psi.
Baca Juga: Dua Pelatih Menolak Neymar
Padahal, menurut Pecco, saat balapan berlangsung, tekanan ban bakal meningkat drastis karena panas akibat gesekan terus-menerus ban dengan lintasan balap. Dan jika tekanan ban terlalu tinggi, pembalap akan makin mudah terjatuh.
’’Itu akan membuat perubahan besar dalam jalannya balapan,” ucap Bagnaia. ’’Jika tekanan terlalu tinggi, akan mudah bagi kami untuk terjatuh. Jika tidak ingin itu terjadi, kami harus menurunkan tekanan di awal. Namun, jika kami mengatur terlalu rendah, kini ada hukuman,” keluhnya. (*)
Reporter: JPGroup