batampos – Atlet anggar Ukraina Olha Kharlan menjadi sorotan setelah didiskualifikasi dari Kejuaraan Anggar Dunia. Itu terjadi setelah dia menolak untuk berjabat tangan dengan lawannya dari Rusia, Anna Smirnova.
Alih-alih menjabat tangan, Kharlan justru mengarahkan pedang anggarnya ke Smirnova. Padahal, aturan FIE mengharuskan atlet anggar untuk berjabat tangan selepas laga. Sikapnya itu dianggap bentuk perlawanan atas invasi Rusia ke negaranya.
Insiden Kharlan justru membuka celah aturan baru. Federasi Anggar Dunia (FIE) akhirnya setuju bahwa jabat tangan pasca pertandingan tidak lagi wajib, tapi opsional. Kharlan juga mendapatkan tiket ke Olimpiade Paris 2024 dari Komite Olimpiade Internasional (IOC). FIE, di pihak lain, mengizinkan Kharlan kembali bertanding di Kejuaraan Anggar Dunia sehingga dia bisa ambil bagian di nomor beregu.
Baca Juga: Buffon Pensiun di Usia 45 Tahun, Bermula dari Parma dan Diakhiri di Parma
Kharlan selama ini memang menjadi sosok panutan. Dia bahkan menginspirasi Mattel untuk membuat boneka Barbie yang terinspirasi dirinya pada 2020. Saat itu dia masuk seri Barbie Role Models.
Rusia terus terang berang dengan sikap IOC dan FIE. Ketua Komite Olimpiade Rusia Stanislav Pozdnyakov menuding bahwa IOC telah bersikap tidak netral dan berpihak ke satu sisi. Itu terjadi karena IOC mendesak federasi-federasi olahraga agar memperlihatkan sensitivitasnya pada atlet-atlet dari Ukraina.
”Pernyataan itu menunjukkan IOC memilih berpihak pada konflik politik,” ujarnya.
Belum Tentukan Delegasi
Raja Salman, pemimpin Arab Saudi, akhirnya turun gunung untuk mendamaikan Ukraina-Rusia melalui pertemuan khusus yang digelar bulan ini. Indonesia turut diundang dalam pertemuan yang rencananya diadakan di Jeddah tersebut.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah mengatakan, undangan ditujukan kepada kementerian koordinator terkait. Kendati demikian, pemerintah belum dapat memastikan siapa yang bakal didelegasikan hadir dalam pertemuan tersebut.
”Belum bisa dipastikan apakah Indonesia akan mengirim delegasi dari pusat ataukah diwakilkan oleh perwakilan kita di negara tersebut,” ujar Faiza dalam temu media di Jakarta kemarin (1/8).
Baca Juga: Messi Lampaui Rekor Dunia Milik Cristiano Ronaldo
Disinggung soal posisi dan hal yang akan disampaikan dalam forum tersebut, Faiza belum bisa memberikan keterangan. Sebab, pihaknya masih harus menunggu pertemuan.
Sementara itu, Kemenlu melalui perwakilan di Ukraina dan Rusia terus memantau kondisi para warga negara Indonesia (WNI) di sana. Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha mengatakan, meski dalam situasi perang, KBRI Kiev tetap beroperasi.
Para WNI yang masih bertahan di Ukraina, kata dia, tidak ikut serta dalam evakuasi yang dilakukan Kemenlu pada Maret 2022. Mereka memilih untuk tetap tinggal lantaran mayoritas merupakan pasangan kawin campur dengan warga setempat.
Suami mereka dilarang keluar Ukraina karena ada wajib militer. ”Meski mereka memilih untuk tetap tinggal, teman-teman KBRI terus menjalin komunikasi dan memiliki grup WhatsApp dengan para WNI,” paparnya dalam kesempatan yang sama.
Menurut dia, saat ini masih ada sekitar 23 WNI di Ukraina. Kendati demikian, Judha memastikan bahwa seluruhnya berada dalam posisi aman.
Untuk WNI di Rusia, Judha turut menekankan hal yang sama. Saat ini KBRI Moskow terus memantau situasi dan secara aktif memberikan imbauan kepada WNI di sana, sama seperti ketika ada pemberontakan Wagner Group beberapa waktu lalu. (*)
Reporter: JPGroup