batampos – Wiljan Pluim langsung memeluk rekan-rekannya sambil menangis setelah wasit Thoriq Alkatiri meniupkan peluit panjang tanda berakhirnya laga PSM Makassar melawan Madura United di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Pamekasan, Jumat (31/3).
Tangisannya makin menjadi ketika pelatih PSM Bernardo Tavares memeluknya. ’’Champion, champion,’’ teriaknya bersama Tavares.
Ya, sebagai kapten dan salah satu pemain terlama di PSM (sejak 2016), pertandingan melawan Madura United tidak akan pernah dilupakannya. Dia berhasil membawa PSM jadi juara Liga 1 musim 2022–2023. Mempersembahkan gelar liga yang sudah dinanti-nantikan selama 23 tahun.
Hasil itu didapat setelah tim Ayam Jantan dari Timur berhasil mengalahkan tuan rumah Madura United dengan skor 3-1. PSM menahbiskan diri menjadi juara meski masih menyisakan dua pertandingan.
Makin istimewa bagi Pluim karena pemain asal Belanda itu jadi pahlawan kemenangan PSM dengan memborong dua gol. Masing-masing pada menit ke-4 dan 10. Satu gol lain dicetak oleh Kenzo Nambo pada menit ke-48. Sedangkan Madura United hanya mencetak satu gol melalui Hugo Gomes (51’).
Baca Juga: Ini Kata Ganjar Setelah Indonesia Dicoret Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Gelar juara yang diraih PSM nyaris tanpa kontroversi. Meski ’’terusir’’ dari Makassar dan bermarkas di Stadion B.J. Habibie, Parepare, juara Piala Indonesia 2018–2019 itu tampil konsisten dan selalu mendapat support penuh dari pendukung setianya.
Tanpa menafikan peran yang lain, pelatih Bernardo Tavares bisa dibilang menjadi sosok penting di balik keberhasilan PSM menjadi kampiun Liga 1 musim ini. Pelatih dengan segudang pengalaman asal Portugal itu berhasil memadukan pemain-pemain muda hasil binaan internal klub dengan beberapa pemain berpengalaman. Kuat dalam bertahan dan efektif saat menyerang.
Tavares mengungkapkan, gelar juara Liga 1 musim ini sebelumnya tak pernah ada dalam bayangannya. Tidak pernah jadi targetnya. Sebab, saat datang, dirinya hanya diminta manajemen PSM untuk menjadikan tim lebih baik dari musim sebelumnya.
’’Tidak ada yang percaya kepada kami di awal musim. Tapi, dengan banyaknya kesulitan, mulai fasilitas dan banyak hal, itu kian membuat kami kuat,’’ tegasnya.
Ya, di musim sebelumnya, performa PSM jauh dari memuaskan. Banyak berkutat di zona bahaya dan mengakhiri kompetisi di peringkat ke-14.
Baca Juga: Tumbangkan Carolina Marin, Gregoria ke Final Spain Masters
Pelatih 42 tahun itu mengaku masih ingat bagaimana ketika dirinya bergabung PSM pada awal April 2022 lalu. Tanpa ada tim, tanpa tempat latihan, dan tidak punya stadion.
’’Kami kesulitan melakukan uji coba. Di AFC, kami mencoba pemain. Segala kesulitan itu yang membuat kami kuat,’’ paparnya.
Termasuk dukungan dari suporter. Dia menegaskan, dukungan suporter PSM jadi salah satu faktor bagaimana anak asuhnya bermain spartan tiap pertandingan. ’’Bayangkan, mereka perjalanan jauh ke Parepare dan beberapa pertandingan tandang kami. Karena itulah kami ingin mempersembahkan sesuatu untuk mereka. Makassar liburan hari ini,’’ ucapnya.
Sementara itu, pesaing terdekat PSM, Persib Bandung, tersandung di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi. Maung Bandung menyerah 0-2 di tangan tuan rumah Persija Jakarta. (*)
JUARA LIGA INDONESIA
1994–1995: Persib Bandung
1995–1996: Bandung Raya
1996–1997: Persebaya Surabaya
1998–1999: PSIS Semarang
1999–2000: PSM Makassar
2001: Persija Jakarta
2002: Petrokimia Putra
2003: Persik Kediri
2004: Persebaya Surabaya
2005: Persipura Jayapura
2006: Persik Kediri
2007: Sriwijaya FC
2008–2009: Persipura Jayapura
2009–2010: Arema
2010–2011: Persipura Jayapura
2011–2012: Sriwijaya FC (ISL)
2011–2012: Semen Padang (IPL)
2013: Persipura Jayapura
2014: Persib Bandung
2017: Bhayangkara FC
2018: Persija Jakarta
2019: Bali United
2021–2022: Bali United
2022–2023: PSM Makassar
Reporter: JPGroup