batampos – Timnas Argentina yang baru saja menjuarai Piala Dunia 2022 tiba di tanah airnya di Argentina pada Selasa (20/12) pagi buta waktu setempat. Mereka langsung disambut meriah oleh para pendukungnya.
Ribuan pendukung Argentina sudah menunggu mereka di Buenos Aires untuk menyelamati mereka. Para pemain menuju monumen Obelisk yang ikonik di pusat kota Buenos Aires dan berparade pada Selasa (20/12). Pemerintah Argentina mengumumkan bahwa Selasa (20/12) dinyatakan sebagai hari libur nasional.
“Kami akan berada di sini semalaman sampai besok (Selasa),” kata mahasiswa bernama Ayrton Kerdocas kepada AFP.
Baca Juga: Duka di Kota Kelahiran Pelatih Argentina, Tidak Ada Pesta Penyambutan
“Kami libur bekerja, kami tak mau melakukan apa-apa dan kami akan langsung menuju Obelisk,” lanjutnya.
Argentina menang 4-2 lewat adu penalti melawan Prancis dalam final Piala Dunia 2022 setelah imbang 3-3 selama 120 menit.
Lionel Messi menjadi pemain pertama yang keluar dari pesawat sambil memegang trofi Piala Dunia diiringi pelatih Lionel Scaloni tepat di belakangnya.
Kegembiraan sudah terasa sejak Minggu (18/12) menjelang kedatangan para pemain, sementara resepsi pribadi di suite VIP di bandara diadakan untuk para pemain.
Baca Juga: Lionel Messi Disebut Sah Menyandang GOAT, Ini Arti Predikat Itu
“Saya datang karena kecintaan saya kepada Argentina. Saya mencintai Messi, saya mencintai seluruh tim,” kata Alejandra Diaz, 55, seorang guru taman kanak-kanak, kepada AFP di luar bandara.
Tukang las bernama Javier Merina, 41, yang merupakan pemuja fanatik Messi mengaku datang ke bandara untuk meminta tandatangan Messi.
“Jika tak bisa saya akan ke Rosario, ke Funes (kota asal Messi), siapa tahu saya bisa mendapatkan tanda tangan Messi,” kata Merina.
Baca Juga: Sampai Jumpa Amerika Utara! Ini Perubahan di Piala Dunia 2026
Messi akhirnya memahkotai karirnya dengan Piala Dunia setelah mencetak gol dari titik penalti pada babak pertama dan satu lagi pada perpanjangan waktu.
Dia telah mengikuti jejak pendahulunya, Diego Maradona, yang juga menginspirasi negara itu menjuarai Piala Dunia kedua negeri itu di Meksiko pada 1986.
“Saya ingat tahun 1986, tetapi kemenangan kemarin (melawan Prancis) jauh lebih emosional dan lebih menegangkan,” kata arsitek Ricardo Grunfeld, 65. (*)
Reporter: Antara