batampos – Belanda harus menunggu sampai menit ke-84 untuk menjebol gawang Senegal yang turun tanpa Sadio Mane pada matchday pertama grup A Piala Dunia 2022 (22/11). Serangan Oranje, julukan Belanda, memang kalah agresif. Melepaskan tembakan 10 kali berbanding 15 kali oleh Senegal.
Dua gol kemenangan Belanda pun baru tercipta dari tiga tembakan terakhir mereka ke gawang Edouard Mendy. Dengan permainan yang belum terorganisir secara rapi, Belanda ditantang Ekuador dalam matchday kedua di Khalifa International Stadium, Al Rayyan, malam nanti pukul 23.00 WIB.
La Tri, julukan Ekuador, lebih merepotkan dari Senegal. Apalagi, Enner Valencia dkk mampu mempermalukan tuan rumah Qatar 2-0 dalam laga pembuka Piala Dunia 2022 di Al Bayt Stadium, Al Khor (20/11/2022). Dua gol Ekuador yang diborong Valencia tercipta dalam tiga kali tembakan pertama mereka.
Kecepatan Valencia dkk itulah yang harus diwaspadai Belanda. Terutama kalau Virgil van Dijk masih bermain lamban seperti saat lawan Senegal.
”(Kecepatan Ekuador, red) itulah yang harus mampu kami atasi sebaik-baiknya. Kami telah menganalisis permainan (Ekuador, red) dan kami harap semuanya akan bekerja dengan baik,’’ tutur Van Dijk seperti dilansir NU.nl.
Gelandang Belanda Frenkie de Jong berharap rekan-rekannya bisa memetik pelajaran dari susahnya memetik kemenangan atas Senegal. Salah satunya Oranje yang tidak terlalu bagus dalam penguasaan bola.
Penguasaan bola Belanda lawan Senegal hanya 53,5 persen. Tidak masuk dalam sepuluh besar kontestan Piala Dunia dengan penguasaan bola terbanyak setelah memainkan matchday pertama hingga, Kamis (24/11).
”Saya pikir kami lebih bagus dalam situasi bertahan. Tapi, akan lebih bagus lagi jika kami lebih baik dalam penguasaan bola,’’ tutur gelandang FC Barcelona itu kepada Voetbal International.
Sementara tacticus Belanda Louis van Gaal menganggap Ekuador lebih terorganisir permainannya ketimbang Senegal. ’’Menurutku, mereka (Ekuador) juga bermain dengan garis pertahanan lebih tinggi,’’ tutur Van Gaal.
Dari Ekuador, kiper Hernan Galindez menyatakan bahwa Ekuador tidak takut menghadapi tim bernama besar di Piala Dunia seperti Belanda. Galindez merujuk kesuksesan Arab Saudi mengalahkan juara dunia dua kali Argentina maupun Jepang yang memperdaya kampiun Piala Dunia empat kali Jerman.
”Kami lebih termotivasi sekarang dan menginginkan hasil lebih jauh (lolos dari fase grup, red),’’ tutur Galindez seperti yang dikutip dari laman The Analyst.
Seiring menggunakan klasifika diferensiasi gol dan bukan head-to-head ketika ada tim dengan poin sama, maka kemenangan kedua tidak otomatis menggaransi langkah Belanda dan atau Ekuador ke 16 besar. Tapi, menyapu bersih dua matchday awal tentu membuka jalan melenggang ke 16 besar sekaligus menaikkan motivasi tim.
”Kekalahan Argentina dan Jerman membuktikan tidak ada tim raksasa yang tidak bisa dikalahkan,” kata Galindez. (*)