batampos – Lionel Messi dan Gerardo ”Tata” Martino akan berhadapan di Qatar untuk kali pertama setelah bekerja sama di timnas Argentina enam tahun lalu. Mereka sama-sama dalam misi memecahkan kutukan laga di Piala Dunia.
Lahir dari kota yang sama, Rosario di Provinsi Santa Fe, membuat koneksi antara Messi dan Tata terasa istimewa. Sayang, hal itu tidak berbanding lurus dengan prestasi di lapangan.
Bertemu di FC Barcelona pada musim 2013–2014 atau di Ezeiza (markas latihan timnas Argentina) pada 2014–2016, Messi dan Tata tidak pernah beruntung.
Di Barca, Messi gagal memenangi La Liga dan mencatatkan performa terminim sepanjang kariernya. Di La Albiceleste, julukan timnas Argentina, Messi selalu jadi pecundang di final Copa America (edisi 2015 dan 2016).
Baca Juga: Analisis Persaingan Fase Grup A Piala Dunia 2022
Karena itu, ketika kembali bertemu di grup C Piala Dunia 2022, bayang-bayang kegagalan kembali mencuat. Khususnya quinto partido alias laga kelima yang tidak kunjung datang bagi Meksiko, timnas asuhan Tata sejak tiga tahun lalu.
El Tri –julukan timnas Meksiko– seakan terjebak dalam kutukan selalu mentok di babak 16 besar Piala Dunia. Yaitu, sejak edisi 1994 setelah lepas dari larangan bermain di Piala Dunia 1990 sampai Piala Dunia Rusia 2018.
Bersaing dengan Argentina, Polandia, dan Arab Saudi, Tata menyebut tidak mudah untuk melewati fase grup.
”Kami perlu menyelesaikan fase grup, yang sangat sulit, baru membicarakan itu (quinto partido, Red),” ucap Tata kepada Record.
Baca Juga: Analisa Fase Grup B Piala Dunia Qatar: Inggris Tidak Bisa Leha-Leha
”Siapa pun tim yang berada di sini (grup C), situasinya sama-sama rumit,’’ sahut Messi dalam wawancaranya dengan Movistar+.
Seperti El Tri, langkah Messi bersama La Albiceleste di Rusia empat tahun lalu juga terhenti di 16 besar. Argentina disingkirkan oleh Prancis 3-4 di Kazan.
Meski Argentina difavoritkan juara di Piala Dunia 2022, Messi enggan menyebutnya sebagai pujian, melainkan pengingat kegagalan.
’’Saya pikir saat ini kami sudah tiba di dalam waktu yang tepat (memburu gelar juara). Namun, kami tidak boleh jatuh ke dalam kesalahan dari euforia orang-orang yang meyakini kami adalah tim favorit,’’ tutur Messi yang menjadi pemegang rekor jumlah penampilan terbanyak (164 caps) maupun top scorer sepanjang masa (90 gol) La Albiceleste.
Sejak format baru Piala Dunia, Argentina hanya kandas di fase grup dalam edisi 2002 di Korea Selatan-Jepang. Artinya, Argentina tetap unggulan untuk mengatasi persaingan di grup C.
”Kami tahu (persaingan) Piala Dunia tidak pernah mudah sehingga sangat penting untuk mengawali turnamen dengan menampilkan performa terbaik yang dimiliki,” beber Messi kepada ESPN Argentina. (*)
Reporter: JPGroup