batampos – Pimpinan klasemen sementara MotoGP Fabio Quartararo mengaku frustrasi dengan hasil yang diraihnya pada GP San Marino, Minggu (4/9). Pembalap Prancis tersebut hanya finis di posisi kelima.
Bahkan, sepanjang balapan 28 lap tersebut, pembalap Monster Energy Yamaha itu tidak punya kesempatan merangsek ke posisi empat besar.
”Aku lebih dari marah,” ucap juara dunia MotoGP 2021 tersebut.
”Benar-benar frustrasi. Aku sudah berjuang 100 persen. Berjuang sampai batas maksimal. Namun masih tidak bisa kompetitif,” keluh pembalap berjuluk El Diablo tersebut.
Quartararo menyebut power mesin Yamaha miliknya kalah kelas dengan motor-motor Ducati yang menguasai barisan depan. Terutama saat beradu kecepatan di trek lurus.
”Tidak ada kesempatan sama sekali untuk mendekat. Apalagi melakukan overtaking,” tambahnya dilansir Crash.
Hasil balapan GP San Marino itu membuat posisi Quartararo di klasemen pembalap terancam oleh Francesco Bagnaia.
Pembalap Ducati tersebut meraih kemenangan keempatnya berturut-turut. Sebuah rekor baru yang belum pernah diraih rider Ducati sebelumnya.
Pecco, julukan Bagnaia, kini berada di peringkat kedua klasemen pembalap. Raihan poinnya tinggal terpaut 30 angka dari Quartararo.
Empat kemenangan beruntun yang dibukukan murid Valentino Rossi itu membuat dia sukses memangkas ketertinggalan 61 poin dari Quartararo.
”Aku tidak ingin khawatir (dengan performa Bagnaia). Namun, aku juga tidak cukup sabar. Aku hanya harus lebih konsisten dari Pecco. Namun, motorku saat ini sangat lambat,” kata Quartararo.
Pembalap 23 tahun itu memprediksi balapan selanjutnya di Aragon (18/9) masih sulit untuk Yamaha. Namun, dia berharap mampu meraih hasil maksimal saat tampil di Jepang, Thailand, dan Australia.
Di sisi lain, Ducati bersiap untuk memberikan bantuan maksimal bagi Bagnaia di enam balapan tersisa musim ini. Tujuannya, pembalapnya tersebut bisa menyalip Quartararo di klasemen pembalap.
Direktur Olahraga Ducati Paolo Ciabatti mengatakan, timnya tidak akan melakukan team order. Namun, dia tidak memungkiri bakal menyiapkan strategi buat para rider penunggang Ducati.
Tujuannya, tidak saling sikut saat ada dua pembalap mereka yang sama-sama berada di barisan terdepan.
”Kami tidak suka team order. Kami hanya ingin memastikan, ketika ada dua pembalap kami di depan, tidak akan ada pertarungan terlampau agresif di antara pembalap kami sendiri.”
”Ketika ada salah satu dari kami berkesempatan menang, jangan sampai ada pembalap kami sendiri yang ingin menyalipnya di tikungan terakhir. Hanya itu yang kami tegaskan,” tandas Ciabatti dilansir Crash. (*)
Reporter: Antara