Selasa, 26 November 2024

Jalan Terjal Manchester United di Awal Musim

Berita Terkait

Pelatih Manchester United asal Belanda Erik ten Hag memimpin timnya dalam pertandingan Liga Premier Inggris lawan Brighton & Hove Albion di Old Trafford, Manchester, Inggris pada Minggu (7/8). (Ed Sykes/Reuters/Antara)

batampos – Erik ten Hag banjir pujian setelah Manchester United mampu menjebol gawang Liverpool FC empat gol tanpa balas dalam laga pramusim di Stadion Rajamangala, Bangkok, bulan lalu (12/7).

Ten Hag Ball, demikian media Inggris menyebut gaya permainan yang diusung mantan pelatih AFC Ajax itu ke United, seolah memiliki masa depan cerah.

Ketika memulai kompetisi sesungguhnya di Premier League 2022–2023, penampilan United seperti kembali ke setelan pabrik.

Kekalahan 1-2 oleh Brighton & Hove Albion di Old Trafford (7/8) menyisakan banyak catatan buruk.

Kekalahan empat gol tanpa balas di kandang Brentford FC kemarin dini hari (14/8) WIB makin menegaskan ada yang salah dengan Ten Hag Ball.

Yang bisa dilakukan Ten Hag pun menyalahkan Harry Maguire dkk. ”Anda bisa memiliki sebuah rencana bagus, tapi Anda malah membuangnya ke tempat sampah,” ucap Ten Hag kepada Manchester Evening News.

”Mereka memang mengikuti instruksiku, sayangnya mereka membuat keputusan buruk,” sambung pelatih berkebangsaan Belanda tersebut.

Performa buruk United diperlihatkan hampir semua pemain. Kiper David de Gea membuat blunder sehingga The Bees –julukan Brentford FC– mencetak dua gol awal.

Ketika mulai menangani United, Ten Hag kabarnya memang tidak sreg dengan De Gea lantaran bukan tipikal kiper yang bisa memulai serangan dan nyaman saat menguasai bola.

”Saya tentu tidak menginginkan permainan dari orang paling belakang (kiper, Red) kalau memang tidak memungkinkan.”

”Kami dipaksa bermain lebih direct yang sayangnya tidak memenuhi standar yang saya harapkan,” tutur Ten Hag.

Keputusan Ten Hag kembali memainkan rekrutan termahal musim panas yang berpostur mini (175 sentimeter), Lisandro Martinez, sebagai bek tengah berdampingan dengan Maguire malah jadi titik lemah.

Seperti diungkapkan pelatih The Bees Thomas Frank. Taktik Frank adalah meniru strategi Brighton dengan mengirim bola ke arah Martinez. Gol ketiga The Bees adalah buktinya.

Itu ditambah tipikal De Gea yang bukan kiper penjemput bola-bola udara. Lisandro pun langsung diganti saat turun minum.

United juga masih bermasalah di lini tengah. Menjadikan mantan pemain The Bees Christian Eriksen sebagai pemain jangkar tidak lantas menutupi handicap The Red Devils yang tidak memiliki gelandang bertahan mumpuni.

Gelandang serang Bruno Fernandes pun masih melempem.

Trisula lini depan, Jadon Sancho-Cristiano Ronaldo-Marcus Rashford, tidak bisa berbuat banyak. Itu membuat satu-satunya gol United dari dua matchweek hanya berasal dari gol bunuh diri gelandang Brighton Alexis Mac Allister.

Seiring lawan United berikutnya adalah Liverpool FC (23/8), pekerjaan Ten Hag makin berat.

Sejak pekan lalu, fans United di linimasa media sosial malah sudah mengampanyekan tagar untuk mengosongkan laga di Old Trafford tersebut sebagai bentuk protes.

Selain kepada keluarga Glazer sebagai musuh nomor satu, fans berhak marah atas performa The Red Devils. (*)

 

 

Reporter: JPGroup

Update