batampos – Pembalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo menyebut hukuman long lap penalty bukan kendala utama dirinya finis di posisi kedelapan pada GP Inggris.
Kesalahan memilih ban belakang, kekurangan grip, dan motornya yang kehilangan top speed dinilai lebih berkontribusi atas hasil buruk pada balapan Minggu (7/8) lalu.
Saat banyak pesaingnya yang memasang ban belakang hard, Quartararo di balapan itu lebih memilih menggunakan medium.
Pembalap Prancis tersebut mengaku dirinya memang tidak pernah mencoba ban hard sejak sesi latihan bebas pertama (F1).
”Ternyata, menggunakan (ban belakang) hard jauh lebih baik,’’ ucap pembalap berjuluk El Diablo itu.
”Gampang memang berbicara usai balapan. Kami membuat kesalahan di situ. Padahal, menggunakan ban (hard) itu adalah faktor sangat penting,’’ tambahnya dilansir Crash.
Ucapan Quartararo itu merujuk pada tiga peraih podium GP Inggris yang semuanya menggunakan ban belakang hard.
Mereka adalah Francesco Bagnaia (Ducati), Maverick Vinales (Aprilia), dan Jack Miller (Ducati). Dia menambahkan, untungnya pilihan ban depannya tepat dengan memakai ban soft.
Juara dunia MotoGP 2021 itu memulai balapan dari posisi keempat. Setelah menjalani hukuman satu kali long lap penalty di lap lima, posisinya terus merosot.
Dia menyebutkan, ban medium yang dia gunakan lebih gampang mengalami overheating. Itu disebabkan embusan angin panas yang berasal dari mesin pembalap-pembalap di depannya.
Akibatnya, ban belakangnya jadi kehilangan grip alias cengkeraman ke aspal. Karena itu, motornya tidak bisa mendapatkan top speed sepanjang balapan 20 lap tersebut.
”Kalau di depanku cuma satu pembalap, tidak ada masalah. Tapi, ini kan banyak. Ban belakangku jadi sangat panas dan performaku makin menurun. Di situlah mimpi buruk muncul,’’ ucap Quartararo.
Pembalap 23 tahun itu semakin cemas dengan jarak poinnya dengan Bagnaia.
Dua kemenangan berturut-turut yang diperoleh pembalap Italia tersebut dari GP Belanda dan GP Inggris memangkas ketertinggalan poin Bagnaia dari Quartararo menjadi tinggal 49 poin.
Padahal, sebelumnya kedua pembalap masih berjarak 91 angka. Quartararo kini masih di puncak klasemen dengan 180 angka. Sementara itu, Bagnaia di posisi ketiga dengan 131 poin.
Di peringkat kedua, ada pembalap Aprilia Aleix Espargaro dengan 158 angka. Berjarak 22 poin dari Quartararo.
Quartararo mengaku kini lebih merasa terancam oleh Bagnaia ketimbang Espargaro. ”Pecco (julukan Bagnaia, Red) kini lebih berbahaya di perebutan juara dunia.
Padahal, pada Jumat mereka (Ducati) masih lebih lambat dari kami. Tapi, saat kami melakukan semakin banyak lap, mereka jadi semakin lebih cepat dari kami,’’ keluhnya. (*)
Reporter: JPGroup