Minggu, 24 November 2024

Diego Simeone, Pelatih Termahal yang Kehabisan Akal

Berita Terkait

Pelatih Atletico Madrid Diego Simeone harus menelan kekalahan saat memperingati 10 tahun kiprahnya . (OSCAR DEL POZO / AFP)

batampos – Diego Simeone merupakan pelatih di klub top Eropa dengan durasi terlama saat ini. Simeone menangani Atletico Madrid sejak 23 Desember 2011.

Dua tahun terakhir, pemilik julukan El Cholo itu menyandang status sebagai pelatih termahal dunia.

Simeone menerima gaji GBP 36,2 juta per tahun atau Rp 707 miliar per tahun. Jika dihitung per pekan, bayaran Simeone adalah GBP 700 ribu (Rp 13,7 miliar).

Lebih dari dua kali lipat bayaran pemain termahal Atletico, kiper Jan Oblak dengan GBP 300 ribu (Rp 5,8 miliar) per pekan.

Bahkan, bayaran Simeone hampir dua kali lipat dari bayaran pelatih termahal kedua, Pep Guardiola. Tactician Manchester City itu ”hanya” menerima GBP 20 juta (Rp 391 miliar) per tahun.

Musim lalu, Simeone seperti membayar gaji mahal yang dikeluarkan Atletico untuknya dengan mempersembahkan gelar juara La Liga. Gelar keduanya bersama Los Colchoneros setelah 2013–2014.

Cholo pun bersanding dengan pelatih legendaris Atletico yang pernah dua kali memenangi La Liga seperti Ricardo Zamora dan Helenio Herrera.

Tapi, di musim keduanya berstatus pelatih termahal dunia, Simeone malah mengalami kemerosotan. Kegagalan di semifinal Supercopa de Espana (kalah 1-2 oleh Athletic Bilbao) di Riyadh (14/1) berlanjut dengan tereliminasi di 16 besar Copa del Rey kemarin (20/1).

Koke dkk menyerah dua gol tanpa balas di kandang Real Sociedad, Reale Arena.

Seiring Atletico juga tertinggal 16 poin (33-49) dari Real Madrid sebagai pemuncak klasemen La Liga, hampir pasti tidak ada trofi domestik bagi skuad Simeone.

Berharap untuk berprestasi di ajang selevel Liga Champions juga sulit kalau Koke dkk masih tampil seperti kemarin.

”Kami menyikapinya (kegagalan demi kegagalan musim ini, Red) dengan positif. Kami masih yakin hari esok bakal lebih baik,” ucap Simeone kepada Atletico Universe.

Jika menilik sepak terjang Atletico sepanjang musim ini, Simeone seperti kehabisan akal menaikkan level performa tim. Berbagai skema main, tiga bek maupun empat bek, sudah dilakukan Simeone.

”Inilah sepak bola. Cerita di setiap musim sangat mungkin berbeda terlepas musim lalu kami sangat hebat,” tutur Simeone kepada Marca.

Kejenuhan Simeone dengan durasi panjang menangani Atletico pun mulai disebut sebagai penyebab menurunnya performa Koke dkk musim ini. Diario AS pun pernah menyindir bahwa Atletico lebih memilih punya pelatih bintang ketimbang pemain bintang.

”Diego (Simeone) seperti abadi (di Atletico, Red). Karisma, karakter, relasi kuat, dan semua aspek yang dimilikinya mendukungnya untuk bertahan lama di sana (Atletico),” kata Miguel Angel Moya, mantan kiper Atletico dan juga Real Sociedad.

Ada pula cerita epik Simeone kemarin. Yakni, ketika pelatih berkebangsaan Argentina itu sampai turun tangan saat bus Atletico yang bergerak menuju stadion sebelum pertandingan mendapat hadangan sekaligus serangan dari fans Real Sociedad.

Laporan ESPN menyebut, setidaknya ada dua kaca bus yang pecah karena lemparan benda keras.

Simeone pun sampai turun dan berada di depan bus untuk meredakan aksi massa. Bersama personel keamanan dari tim maupun Reale Arena, pria berusia 51 tahun itu berusaha menetralisasi teror lanjutan yang lebih besar.

Beruntung, tidak ada pemain yang cedera akibat serangan tersebut meski diyakini mental para pemain terganggu.

”Anda semua melihat apa yang terjadi di luar (Reale Arena, Red). Saya membayangkan mereka (fans Real Sociedad) selalu dalam posisi itu (meneror tim tamu).”

”Bahkan, perlindungan dari polisi tidak ada di sana tepat waktu,” keluh Simeone. (*)

Reporter: JPGroup

Update