batampos.co.id – Louis van Gaal dikenal sebagai pelatih keras kepala perihal taktik. Ketika Van Gaal sudah duduk di kursi tacticus timnas Belanda pada Piala Dunia 2014, misalnya. Van Gaal konfiden dengan skema 5-3-2 yang berujung kesuksesan Oranje finis di peringkat ketiga.
Pelatih 70 tahun itu seolah tak memedulikan cibiran para pengamat sepak bola Belanda yang menilai dirinya telah meninggalkan filosofi De Hollandse School. Filosofi yang jadi tonggak keberhasilan Oranje dekade 1970-an itu mengutamakan jarak pendek antarlini dalam skema 4-3-3.
Kini, setelah kembali menangani Oranje per 4 Agustus lalu, Van Gaal tak bisa lagi kaku dengan filosofinya. Oranje butuh skema main De Hollandse School demi meraih tiket lolos langsung ke putaran final Piala Dunia 2022 di Qatar.
Hingga laga kedelapan kualifikasi zona Eropa di grup G, Belanda menempati urutan teratas dengan 19 poin. Jumlah poin itu masih bisa dikejar oleh peringkat kedua Norwegia (17 poin) dan peringkat ketiga Turki (15 poin) dalam dua laga kualifikasi pemungkas.
Karena itu, demi menghindari tragedi kegagalan lolos ke Piala Dunia 2018, Belanda tidak boleh membuat kesalahan dalam dua laga pemungkas kualifikasi Piala Dunia 2022. Salah satunya saat menghadapi tuan rumah Montenegro di Stadion pod Goricom, Podgorica, dini hari nanti (siaran langsung Mola TV pukul 02.45 WIB).
Van Gaal pun sadar, laga krusial di Podgorica tidak akan dipakainya untuk mengutak-atik skema main. Sebab, dalam lima laga pertandingan pertamanya, tidak ada starting XI yang sama.
Memang, mantan pelatih Manchester United, Bayern Muenchen, dan FC Barcelona itu sedang mencari komposisi terbaik. Namun, risikonya terlalu besar.
“Saya pun tidak menyukainya (utak-atik komposisi pemain, red),” ucap Van Gaal kepada FC Update.
Dalam ulasan siniar Kick-off, kritikus sepak bola Belanda Valentijn Driessen menyatakan, jangan sampai Van Gaal mengabaikan De Hollandse School untuk laga krusial di kualifikasi Piala Dunia 2022. Sebab, ada sinyal bahwa Van Gaal akan kembali ke 5-3-2 seiring dia tidak puas dengan performa para winger Oranje saat ini.
Steven Berghuis (AFC Ajax) yang paling berpengalaman dengan 33 caps sedang cedera. Di sisi lain, performa Steven Bergwijn (Tottenham Hotspur) belakangan turun setelah tak menjadi pilihan reguler tactician Antonio Conte. Donyell Malen (Borussia Dortmund) juga sama situasinya seperti Bergwijn.
Sementara itu, winger-winger baru seperti Noa Lang (Club Brugge/22 tahun/2 caps) dan Arnaut Danjuma (Villarreal CF/24 tahun/3 caps) dianggap terlalu cepat untuk memikul beban berat.
“Saya pikir kami perlu fokus dengan tujuan utama kami (meraih tiket lolos ke Piala Dunia, red). Kami bisa memikirkannya (terkait strategi lain) kalau kami sudah memastikan lolos,” tutur striker Oranje Memphis Depay, seperti dilansir RTL Nieuws. (*)
Reporter: Jpgroup